Hidup terlalu bengis saat kau coba terus ratapi
Hidup adalah perjuangan meski tak mudah kau taklukkan
Mana senyuman manismu dulu, tunjukkan itu padaku
Usaplah air matamu lalu bilang bahwa kau mampu
Berjalanlah walau tertatih kawan
Hadapi dunia dengan senyuman
Di sini ku ada untukmu genggam tangan
Kita bersenang-senang
Mana senyuman manismu dulu, tunjukkan itu padaku
Usaplah air matamu lalu bilang bahwa kau mampu
Berjalanlah walau tertatih kawan
Hadapi dunia dengan senyuman
Di sini ku ada untukmu genggam tangan
Kita bersenang-senang
Berjalanlah walau tertatih kawan
Hadapi dunia dengan senyuman
Di sini ku ada untukmu genggam tangan
Kita bersenang-senang
Tetap berjalan kawan, aku ada untukmu tuk selalu
Di siniku ada untukmu, kita bersenang-senang
Berjalanlah walau tertatih kawan
Hadapi dunia dengan senyuman
Di sini ku ada untukmu genggam tangan
Kita bersenang-senang
Rabu, 23 Maret 2011
Malam ini hujan turun lagi
Bersama kenangan yang ungkit luka di hati
Luka yang harusnya dapat terobati
Yng ku harap tiada pernah terjadi
Ku ingat saat Ayah pergi, dan kami mulai kelaparan
Hal yang biasa buat aku, hidup di jalanan
Disaat ku belum mengerti, arti sebuah perceraian
Yang hancurkan semua hal indah, yang dulu pernah aku miliki
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Mungkin sejenak dapat aku lupakan
Dengan makanan yang saat ini ku beli,
Atau menggoreskan kaca di lenganku
Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan
Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk cinta semalam
Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan
Disaat ku telah mengerti, betapa indah dicintai
Hal yang tak pernah ku dapatkan, sejak aku hidup di jalanan
Bersama kenangan yang ungkit luka di hati
Luka yang harusnya dapat terobati
Yng ku harap tiada pernah terjadi
Ku ingat saat Ayah pergi, dan kami mulai kelaparan
Hal yang biasa buat aku, hidup di jalanan
Disaat ku belum mengerti, arti sebuah perceraian
Yang hancurkan semua hal indah, yang dulu pernah aku miliki
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Mungkin sejenak dapat aku lupakan
Dengan makanan yang saat ini ku beli,
Atau menggoreskan kaca di lenganku
Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan
Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk cinta semalam
Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan
Disaat ku telah mengerti, betapa indah dicintai
Hal yang tak pernah ku dapatkan, sejak aku hidup di jalanan
asal-asalan ajah dah.... :P
Engkau yang sedang patah hati, menangislah dan jangan ragu ungkapkan
betapa pedih hati yang tersakiti, racun yang membunuhmu secara perlahan
Engkau yang saat ini pilu, betapa menanggung beban kepedihan
Tumpahkan sakit itu dalam tangismu yang menusuk relung hati yang paling dalam
Hanya diri sendiri yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini ku temani kau dalam tangismu...
Bila air mata dapat cairkan hati, kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti.
Anggaplah semua ini satu langkah dewasakan diri,
Dan tak terpungkiri juga bagi engkau yang hatinya terluka
Di peluk nestapa tersapu derita, seiring saat keringnya air mata
Tak mampu menahan pedih yang tak ada habisnya.
betapa pedih hati yang tersakiti, racun yang membunuhmu secara perlahan
Engkau yang saat ini pilu, betapa menanggung beban kepedihan
Tumpahkan sakit itu dalam tangismu yang menusuk relung hati yang paling dalam
Hanya diri sendiri yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini ku temani kau dalam tangismu...
Bila air mata dapat cairkan hati, kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti.
Anggaplah semua ini satu langkah dewasakan diri,
Dan tak terpungkiri juga bagi engkau yang hatinya terluka
Di peluk nestapa tersapu derita, seiring saat keringnya air mata
Tak mampu menahan pedih yang tak ada habisnya.
Langganan:
Postingan (Atom)